PACARAN SEHAT, bagaimana?
Pada
tahun 70-an, banyak kita dengar cerita sepasang anak muda menikah tanpa ada
proses pacaran, artinya mereka hanya dijodohkan oleh keluarganya.
Namun,
Di era milinium sekarang ini, dijodohkan adalah hal yang sangat langka, walaupun
sebagian masyarakat Indonesia masih menerapkannya. Remaja sekarang akan lebih
memilih untuk menjalin hubungan berpacaran terlebih dahulu. Pacaran dan Remaja
menjadi dua kata yang sangat berkaitan. Hampir setiap remaja Indonesia telah
menjalani proses pacaran. Rasa gengsi ketika tidak memiliki pacar menjadi salah
satu penyebabnya. Para remaja seakan tidak peduli siapa pacar mereka,
prinsipnya asal punya pacar, mereka happy dan semua berjalan sesuai keinginan
mereka. Apalagi ketika mendapatkan pacar yang sesuai kriteria, tampan, kaya,
dan pintar, para remaja khususnya remaja putri akan menuruti apa saja keinginan
sang pacar sehingga “gelar” MBA atau “married by inssident” sering kita dengar.
Akibatnya, angka aborsi meningkat, stress, terpaksa nikah dan lain-lain.
Mengatasi
hal-hal negative yang berhubungan dengan pacaran, slogan “Pacaran Sehat”
menjadi sangat popular. Berbagai kegiatan seminar serta penyuluhan dilakukan
untuk memperingati para remaja dalam membatasi diri saat berpacaran.
Pacaran
Sehat dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
Sehat secara Psikologis.
Telah
dijelaskan bahwa pacaran merupakan tahap untuk mengenal lawan jenis. Pacaran
menjadi tidak sehat adalah ketika sang pacar mulai bersikap overprotektif,
mengancam, posesif dan main paksa yang membuat pasangannya merasa ketakutan,
stress dan tertekan. Pada beberapa kasus, bunuh diri menjadi jalan pilihan agar
terlepas dari masalah pacaran ini. Disisi lain ada juga remaja yang dilarang
pacaran oleh ortunya. Namun, dengan sikap keras kepala yang dimiliki semua anak
usia remaja, membuat mereka memilih backstreet dengan pacarnya, sehingga timbul
rasa takut, khawatir ketahuan dan stress menjalani hari-hari selama pacaran.
Sehat secara Fisik
Miris
rasanya jika kita melihat gaya hidup remaja Indonesia saat ini, gaya hidupnya
semakin bebas, termasuk dalam aktivitas seksual yang sudah dianggap biasa. Hal
ini dibuktikan dengan data dari BKKBN yang menunjukkan peningkatan jumlah
remaja putri yang sudah tidak perawan. Hanya karena rayuan sang pacar, rasa
cinta mati, coba-coba akhirnya menyebabkan para remaja melakukan hubungan
seksual. Kehamilan dan PMS ( penyakit menular seksual ) adalah beberapa
akibatnya. Jadi pacaran yang sehat salah satunya adalah tidak menimbulkan
kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit, dan gangguan fisik lainnya.
Sehat secara Sosial
Pacaran
merupakan budaya barat yang merambat dengan cepat dalam kebudayaan kita,
masyarakat Indonesia. Pegangan tangan, ciuman, dan pelukan sangat sering kita
jumpai di tempat-tempat umum. Seperti kata pepatah “dunia milik berdua” memang
benar, tidak peduli anggapan orang yang melihat, asal happy. Seharusnya kita tidak
lupa bahwa kita hidup di masyarakat yang memiliki norma dan adat istiadat yang
berlaku umum di lingkungan kita. Sebagai anggota sebuah masyarakat kita harus menghargai norma yang berlaku
disitu. Kalau gaya pacaran kita udah bikin masalah di lingkungan, berarti
pacaran kita udah nggak sehat. Selain Norma masyarakat kita juga punya norma
Agama. Agama memberikan batasan-batasan bagi kita dalam menjalin hubungan
dengan lawan jenis. Jadi dalam berpacaran harus sesuai aturan, jangan sampai
kita tidak dianggap oleh masyarakat sekitar lingkungan hidup hanya karena gaya
pacaran yang tidak dibenarkan didaerah tersebut.
Pada
akhirnya, gaya pacaran merupakan pilihan. Kesadaran diri untuk menentukan pilihan
tersebut menjadi hal yang utama. Semua balik ke pribadi remaja itu sendiri
bagaimana menyikapi pacaran yang sehat. Memang banyak pertimbangan yang harus
kita ambil untuk menempuh proses pacaran. Namun, tujuan dan tanggung jawab yang
jelas dapat membawa dampak positif saat berpacaran. Saat merasa siap barulah
kita mulai proses pacaran, jangan terlalu mengikuti kriteria hati yang mematok
target sangat perfect. Cobalah menilai calon pacar kita dengan berbagai sudut
pandang, baik sisi keluarganya, pergaulan serta imannya kepada Tuhan YME. Jangan
hanya melihat yang tampak bagus diluarnya tetapi juga yang ada didalamnya. Jadi,
untuk semua remaja mari kita perbaiki gaya pacaran kita agar bangsa Indonesia
mempunyai generasi yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan dapat membangun
bangsa kita.
ARTIKEL
PACARAN SEHAT, BAGAIMANA?
DISUSUN OLEH :
VIORENSHA FLODY
NIM : PO 7124111078
KEBIDANAN KELAS BENGKAYANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar