Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice

Rabu, 21 Maret 2012

CONTOH KASUS PSIKOLOGI KEBIDANAN


Contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Dampaknya
PENGABAIAN
Kasus: Vira (24 th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”

Dampak emosi: Secara alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
  • Mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
  • Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS) menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang tidak jelas.
  • Di usia muda anak menolak dan melawan ppengasuhnya, bingung, gel;isah, atau cemas. Di usia 6 tahun, anak tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat perhatian dengan cara melayani orang tuanya.
 Dampak fisik: Asupan gizi yang tidak memadai.

Orang tua diharapkan: Konsultasi pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak, serta mengubah pola pikir.

Bantuan untuk anak oleh orang dewasa lain:
  • Periksa anak ke dokter untuk mengetahui tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
  • Penuhi kebutuhan anak untuk menumbuhkan rasa percaya dan rasa aman.
  • Ajak anak bermain dna penuhi kebutuhan emosinya seperti diajak bicara atau dibelai, namun tetap mempertahankan sikap konsisiten, tidak cepat marah dan tidak memberi penilaian negatif pada sikap anak.

CONTOH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. “Y”
I. DATA SUBJEKTIF
A.Biodata
Nama ibu : Ny.Y Nama ayah : Tn.A
Umur : 21 tahun Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : islam
Suku / bangsa : Indonesia Suku / bangsa : indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Alamat :

B.Alasan Datang
Ibu datang ke RSK. DR. Rivai Abdullah pada tanggal 17 november 2009 mengaku hamil lewat bulan, anak pertama, mules (-), lendir darah (-), air-air (-), dan gerakan anak masih dirasakan.

C. Data Kebidanan
1. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun Warna : Merah kehitaman
Siklus : 28 hari Jumlah : sedang
Lamanya : 7 hari Dismenorhoe : tidak ada
2. Riwayat Perkawinan


Kawin : 1 kali dengan suami sekarang
Lamanya : 1 tahun
Umur waktu kawin : 18 tahun

3. Riwayat Kehamilan,Perkawinan dan Nifas yang lalu.
No Umur Kehamilan Jenis Persalinan Ditolong oleh Penyulit Tahun Persalinan Nifas /laktasi Anak
JK BB PB keadaan
Ini

4. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 26-01-2009 ANC : di bidan
TP : 03-11-2009 Tablet Fe : 90 tablet sudah habis diminum
Usia Kehamilan : 42 minggu 1 hari TT : 6X dibidan
Keluhan selama hamil :
• Trimester 1 : mual, pusing, miksi
• Trimester II : miksi
• Trimester III : miksi, nyeri pinggang

D. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : pernah
Pernah menjadi akseptor KB : belum pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : tidak ada
Lama menjadi akseptor KB : -
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : -

E. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien
• Penyakit menular (AIDS/HIV, TBC, Sifilis) : tidak ada
• Penyakit Keturunan (Hipertensi, Jantung, ginjal) : tidak ada
• Penyakit yang pernah diderita pasien : tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
• Penyakit menular (AIDS/HIV, TBC, Sifilis) : tidak ada
• Penyakit Keturunan (Hipertensi, jantung, ginjal) : tidak ada

3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : tidak ada
4. Riwayat keluarga/keturunan
• Gemelli : tidak ada

F. Data Kebiasaan sehari-hari
1. Pola Nutrisi
• Makan : 3x sehari
Pagi : nasi goreng,secangkir teh manis
Siang : sepiring nasi,ikan,semakuk sayur dan buah
Malam : sepiring nasi,tempe dan semangkuk sayur
• Pantangan makan : tidak ada
• Minum : 8-10 gelas perhari
2. Pola istirahat dan Aktivitas
• Tidur / Istirahat malam : ± 6-7 jam / hari
• Tidur / istirahat siang : ± 1-2 jam / hari
• Aktivitas : pekerjaan rumah tangga
3. Pola Eliminasi
• BAB
Frekuensi : 1-2 x sehari Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan Penyulit : tidak ada
• BAK
Frekuensi : 5-7x perhari Penyulit : tidak ada
Warna : kuning jernih
4. Personal Hygiene
• Mandi : 2x sehari
• Gosok gigi : 2x sehari
• Ganti pakaian dalam : 2x dan apabila lembab


G. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : baik
Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : menerima
Pengambilan keputusan keluarga : musyawarah
Adat / kebiasaan yg dilakukan mempengaruhi kehamilan : tidak ada
Kebiasaan merokok dan minum-minuman keras : tidak ada
Rencana tempat Persalinan : bidan

II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan fisik
a. Tinggi Badan : 160 cm d. Tanda-tanda vital
b. Berat Badan Keadaan Umum : baik
Sebelum hamil : 49 kg Kesadaran : compos mentis
Selama hamil : 60 kg Tekanan darah : 100/80 mmHg
c. Lila : 26 cm Suhu : 36,6 0C
Pulse : 80 X/menit
RR : 20 X/menit
B. Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
• Kepala
Rambut : Rambut bersih, tidak rontok
Mata : Konjungtiva tidak anemi, sclera tidak ikterus
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada caries gigi dan sariawan
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
• Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran vena juguralis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
• Dada
Mamae : simetris
Areola mamae : hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Colostrum : ada
• Abdomen
Pembesaran : simetris
Striae livide : ada
Linea nigra : ada
Linea Albicans : tidak ada
Striae albicans : tidak ada
Luka bekas operasi : tidak ada
• Genetalia eksterna : oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada.
• Ekstremitas
Atas : tidak ada kelainan
Bawah : tidak ada varices
2 Palpasi
Leopold 1 : TFU 3 jari bawah px (Mc.Donald :33 cm)
Leopold II : Punggung janin teraba di sebelah kiri perut ibu, bagian kecil janin teraba di sebelah kanan perut ibu.
Leopold IV : U ( Penurunan 1/5 )
Leopold II : Presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
TBBJ : ( 33 – 12 ) x 155 = 3255gram
His : ( - )
3. Auskultasi
DJJ : ( + )
Frekuensi : 145 x / menit
Sifat : Teratur
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
4. Perkusi
Refleks Patella Ka/Ki : +/+
5. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

III. ASSESSMENT
Diagnosa :G1P0AO, hamil post matur, JTH, Preskep.
Masalah : blum inpartu, kehamilan lewat bulan
Kebutuhan : persalinan segera.

IV. PLANNING
1. Mengobservasi keadaan ibu dan janin.
→ keadaan ibu dan janin baik.

2. Menganjurkan ibu untuk banyak-banyak minum air putih.
→ ibu mau banyak minum

3. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi :
• I VFD Ringer Laktat + induxin ½ ampul
Gtt X deifinitif
→ Kolaborasi dengan dokter

perkembangan..18-11-2009
Pengkajian Dilakukan pada pukul : 07.00 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang yang semakin lama semakin sering.
II. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang Nadi : 80 x/menit
Kesadaran : compos mentis RR : 22 x/menit
TD : 110/80mmHg Suhu : 36,8 0 C
b. Pemeriksaan kebidanan
1. Inspeksi
- Keluar lendir bercampur darah dari vagina
2. Palpasi
HIS : 2x dalam 10 menit, lamanya 30 detik
Sifat : kuat dan teratur
3. Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Sifat : kuat dan teratur
4. Pemeriksaan Dalam
o Portio
Konsistensi : tipis
Pendataran : 50%
Pembukaan : 3 cm
o Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
o Ketuban : (+)
o Penurunan : hodge I(+)

III. ASSESSMENT
Diagnosa : G1P0AO, hamil posterm, inpartu kala 1, fase laten, janin tunggal hidup, presentasi kepala
Masalah : ibu mengeluh kesakitan
Kebutuhan :
Ø Persiapan pertolongan kala I
Ø Dukungan keluarga
Ø Asupan nutrisi

IV PLANNING
1. keadaan ibu dan janin.
→. keadaan ibu dan janin baik.

2. Memberikan support mental dalam proses persalinan

3. I VFD Ringer Laktat + induxin ½ ampul
Gtt XL deifinitif
→ Kolaborasi dengan dokter

4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
→ ibu mau tidur dengan posisi miring kekiri.

5. Memberikan asupan nutrisi kepada ibu
→ ibu mau meminum teh manis yang diberikan

6. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf dan melakukan pemeriksaan → kemajuan persalinan di observasi

7. Persiapan persalinan ibu, penolong persalinan dan alat.

Pengkajian Dilakukan pada pukul : 18.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang yang semakin lama semakin sering.
IV. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang Nadi : 80 x/menit
Kesadaran : compos mentis RR : 22 x/menit
TD : 120/70mmHg Suhu : 36,8 0 C
2. Pemeriksaan kebidanan
b. Inspeksi
- Keluar air-air dan lendir bercampur darah dari vagina
c. Palpasi
HIS : 4x dalam 10 menit, lamanya 30 detik
Sifat : kuat dan teratur
d. Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 130x/menit
Sifat : kuat dan teratur
e. Pemeriksaan Dalam
o Portio
Konsistensi : tipis
Pendataran : 70%
Pembukaan : 7 cm
o Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
o Ketuban : (-)
o Penurunan : hodge I(+)

II. ASSESSMENT
Diagnosa : G1P0AO, hamil posterm, inpartu kala 1, fase aktif, janin tunggal hidup, presentasi kepala
Masalah : ibu mengeluh kesakitan
Kebutuhan :
• Persiapan pertolongan kala I
• Dukungan keluarga
• Asupan nutrisi

III. PLANNING
1. Mengobservasi keadaan ibu dan janin.
→. keadaan ibu dan janin baik.

2. Memberikan support mental dalam proses persalinan

3. I VFD Ringer Laktat + induxin ½ ampul
Gtt XL deifinitif
→ Kolaborasi dengan dokter


4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.
→ ibu mau tidur dengan posisi miring kekiri.

5. Memberikan asupan nutrisi cairan kepada ibu
→ ibu mau meminum teh manis yang diberikan

6. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf dan melakukan pemeriksaan → kemajuan persalinan di observasi

7. Persiapan persalinan ibu, penolong persalinan dan alat.

KALA 1
Pengkajian Dilakukan pada pukul : 19.40 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa ingin meneran seperti ingin BAB

II. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos menthis
Nadi : 80X / menit
TD :120/80 mmhg

b. Pemeriksaan kebidanan
1. Inspeksi
- Vulva membuka
- Perinium menonjol
- Tekanan pada anus
2. Palpasi
HIS : 5x dalam 10 menit, lamanya 35 detik
Sifat : kuat dan teratur
Penurunan : 0/5
3. Auskultasi
Lokasi : Di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : (+)
Frekuensi : 140x/menit
Sifat : kuat dan teratur
4. Pemeriksaan Dalam
o Portio
Pendataran : 100%
Pembukaan : lengkap
o Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
o Ketuban : (-)
o Penurunan : hodge III +

8. ASSESSMENT
Diagnosa : G1P0AO, hamilposterm, inpartu kala II, janin tunggal hidup, presentasi kepala.
Masalah : Ibu cemas menghadapi persalinan.
Kebutuhan : - Dukungan keluarga
- Pimpinan persalinan kala II
- Pimpinan meneran
- Asupan nutrisi cairan

IV. PLANNING
1. Mengecek alat-alat persalinan dan obat-obatan yang digunakan

Alat : -Partus set
-Heating set
- APD
Obat : -Oksitosin
-Lidokain
-Pitosi

2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa persalinan sudah dimulai
→ ibu mengerti bahwa bayinya akan segera lahir

3. Mempersiapkan diri penolong
→ bidan sudah mempersiapkan perlengkapan penolong persalinan
• Memakai celemek
• Mencuci tangan
• Memakai sarung tangan

4. Mengatur posisi ibu
→ ibu dalam posisi dorsal recumbent

5. Mengosongkan kandung kemih dengan kateter.

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan minum antara kontraksi

7. Memimpin ibu meneran setiap ada His
→ ibu meneran dengan baik

8. pukul 19.45 WIB bayi lahir segera menangis, JK:laki-laki, apgar score 9/10 dan melakukan pemotongan tali pusat dengan di klem di dua tempat dan dipotong 2-3 cm dari puntung tali pusat

9. Melakukan inisiasi menyusui dini.
Meletakkan bayi diatas dada dan perut ibu secara telungkup dan mmbiarkan kontak kulit bayi dan ibu dan membiarkan bayi belajar mencari dan menghisap puting susu ibu. Selama lebih kurang 1 jam.atau lebih



KALA III
Pengkajian dilakukan pada pukul 19.50 WIB

I. SUBJEKTIF
Ibu merasa perutnya mules dan ibu merasa lelah setelah persalinan

II. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110 / 70 mmHg

b. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi : - kontraksi uterus : baik
- TFU : sepusat
Inspeksi : Melihat adanya tanda-tanda lepasnya plasenta:
- Tali pusat bertambah panjang
- Terlihat adanya semburan darah secara tiba-tiba dari vagina
- Uterus berubah bentuk menjadi globular

III. ASSASEMENT
Diagnosa : P1A0, post partum kala III
Masalah : Plasenta belum lahir
Kebutuhan : - Manajemen aktif kala III
- Asupan nutrisi cairan

IV. PLANNING
1. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara IM 1/3 paha ibu bagian luar
b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
→ klem dipindahkan didepan vulva 5-20 cm, lakukan peregangan tali pusat terkendali, satu tangan memegang tali pusat dan yang satu melakukan dorso kranial
sehingga pukul 19.50 WIB plasenta lahir lengkap ,TP : 48cm. BP : 450 gram
diameter : 18-19 cm.
c. Melakukan masase uterus
→ uterus menjadi keras .

KALA IV
Pengkajian dilakukan pada pukul 20.30 wib
I. DATA SUBJEKTIF
- Ibu merasa lelah
- Ibu merasa haus dan lapar

II. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :sedang Nadi :80x/menit
Kesadaran : compos menthis TD :110/80 mmhg
RR : 22/menit Suhu : 36 C

b. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi : - Kontaksi uterus : baik
Konsistensi : keras
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Blass : kosong
III. ASSASEMENT
Diagnosa : P1A0 post partum kala 1V
Masalah : keadaan ibu lemah
Kebutuhan : - Anjurkan ibu untuk istirahat
- Asupan nutrisi
- Observasi pendarahan
IV. PLANNING
1. Mengobservasi pendarahan
→pendarahan normal 100 CC

2. memeriksa adanya laserasi jalan lahir.
→ tidak ada laserasi jalan lahir.

3. Membersihkan tubuh ibu dan menggantikan pakaian ibu

4. Memantau kontraksi dan pendarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pasca persalinan
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
- Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

5. Mengobservasi vital sign setiap 15 menit 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

6. Dekontaminasi alat bekas pakai

7. Melakukan cuci tangan efektif

8. Asuhan pada bayi baru lahir
a. BB: 2700 gram.
b. PB: 47 cm
c. Memberikan salep mata
d. Menyuntikkan Vit K
e. Mencegah hipotermi

9. Anjurkan ibu untuk istirahat
10. Melakukan pendokumentasian.

Kamis, 22 Maret 2012

Harii baruu lagii....l
Jalani dengan sukacitaa....
thx MY JESUS......

Selasa, 20 Maret 2012

CONTOH KASUS PSIKOLOGI PADA ANAK DALAM KEBIDANAN

Contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Dampaknya
PENGABAIAN
Kasus: Vira (24 th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”

Dampak emosi: Secara alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
  • Mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
  • Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS) menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang tidak jelas.
  • Di usia muda anak menolak dan melawan ppengasuhnya, bingung, gel;isah, atau cemas. Di usia 6 tahun, anak tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat perhatian dengan cara melayani orang tuanya.
 Dampak fisik: Asupan gizi yang tidak memadai.

Orang tua diharapkan: Konsultasi pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak, serta mengubah pola pikir.

Bantuan untuk anak oleh orang dewasa lain:
  • Periksa anak ke dokter untuk mengetahui tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
  • Penuhi kebutuhan anak untuk menumbuhkan rasa percaya dan rasa aman.
  • Ajak anak bermain dna penuhi kebutuhan emosinya seperti diajak bicara atau dibelai, namun tetap mempertahankan sikap konsisiten, tidak cepat marah dan tidak memberi penilaian negatif pada sikap anak.

INCEST SUKARELA..


Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap :
1. Latar-belakang terjadinya suatu kasus incest sukarela,
2. Keadaan yang terjadi dalam kurun waktu saat para pelaku melakukan incest sukarela, dan hal-hal yang berkaitan dengan dilakukannya incest sukarela.
3. Dampak terungkapnya suatu kasus incest sukarela baik terhadap pelaku maupun keluarganya.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan pemeriksaan psikologis. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data : metode gabungan antara analisis isi, dan analisis induktif.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa : Oleh karena pelaku wanita telah melakukan hubungan intim (coitus) atas dasar suka sama suka dengan pelaku pria yang notabene adalah adik kandungnya sendiri, dari perkawinan dari bapak, dan ibu yang sama, maka kedua pelaku telah melakukan suatu incest sukarela.
 Kesimpulan lainnya adalah :
 A. Latar-belakang kehidupan, dan keseharian pelaku, dan keluarganya.
1. Faktor-faktor internal, yaitu :
a) Kepribadian kedua pelaku yang cenderung kurang dewasa.
b) Rasa kesepian, dan rendah diri pelaku wanita.
 c) Penampilan fisik, dan ketertarikan di antara kedua pelaku.
d) Perasaan, dan kedekatan yang tidak wajar di antara kedua pelaku.
e) Kurang baiknya latar-belakang agama kedua pelaku.
 f) Pelaku wanita kurang paham tentang seks yang adekuat.
g) Rangsangan pelaku pria, dan keinginan pelaku wanita untuk ber-eksplorasi mengenai hubungan intim.
 2. Faktor-faktor eksternal, yaitu :
a) Pemisahan sejak kecil, dan pertemuan setelah dewasa antara kedua pelaku.
b) Kedua pelaku tidur berdua, dalam ranjang, dan kamar yang sama.
 c) Kurangnya pengawasan ibu kandung terhadap kedua pelaku.
d) Pelaku pria suka minum minuman keras, dan menonton VCD porno.
e) Kurang baiknya latar-belakang agama orang-orang yang pernah mengasuh kedua pelaku.
 f) Taraf ekonomi keluarga inti pelaku yang cenderung rendah.
 B. Proses terjadinya hubungan intim yang pelaku lakukan dalam kasus incest sukarela.
 1. Faktor-faktor psikologis, yaitu :
 a) Timbul perasaan takut, dan was-was dalam diri kedua pelaku.
b) Timbul perasaan bersalah, dan menyesal dalam diri kedua pelaku.
2. Faktor-faktor non-psikologis, yaitu :
 a) Pelaku wanita berulangkali berhubungan intim secara sukarela karena merasa ‘ketagihan’.
b) Kedua pelaku sama-sama berinisiatif berhubungan intim.
 c) Kedua pelaku berhubungan intim secara spontan.
d) Kedua pelaku berhasil menutupi incest.
e) Pelaku wanita melahirkan anak pelaku pria.
f) Pelaku wanita tidak meminta ‘pertanggungjawaban’ pelaku pria.
C. Hubungan di antara pelaku incest sukarela, dan persepsi pelaku tentang hubungan intim yang dilakukan dalam masa berlangsungnya incest sukarela.
1. Faktor-faktor psikologis, yaitu :
a) Timbul perasaan khusus dalam diri kedua pelaku.
 b) Saat melakukan incest, kedua pelaku sadar hal itu terlarang, dan beresiko, namun keduanya tidak sadar mengapa dapat melakukannya.
2. Faktor-faktor non-psikologis, yaitu :
 a) Kedua pelaku selalu mesra, dan bersama-sama.
b) Hubungan intim kedua pelaku relatif tidak berpengaruh pada pola hidup dalam keseharian masing-masing.
 D. Dampak terungkapnya kasus incest sukarela terhadap kehidupan pelaku, dan keluarganya.
1. Faktor-faktor psikologis, yaitu :
Timbulnya perasaan jadi korban, dan rasa pesimistis terhadap masa depan dalam diri pelaku wanita.
 2. Faktor-faktor non-psikologis, yaitu :
a) Hubungan kedua pelaku dengan anggota keluarga inti relatif masih baik.
 b) Timbulnya reaksi yang cenderung negatif dari para tetangga.
c) Memburuknya kondisi (kehidupan, dan ekonomi) keluarga inti serta hubungan keluarga inti kedua pelaku dengan keluarga jauhnya; pindahnya keluarga inti kedua pelaku dari tempat terjadinya incest.
 d) Hubungan kedua pelaku cenderung menjadi selayaknya hubungan kakak-beradik yang wajar, dan timbul beberapa pemikiran khusus dalam diri