Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice Welcome to MyNice

Minggu, 10 Juni 2012

RENUNGAN HASIL TULISAN


PERSEMBAHAN.

Sejak kecil saya selalu diajarkan untuk memberi persembahan. Orang tua saya mengingatkan saya untuk menyisihkan uang saku untuk memberi persembahan pada hari Minggu. Hasilnya, uang Rp 1000 adalah yang tiap hari Minggu saya persembahkan. Dimulai dari saya SD, saya belajar memberi persembahan di Sekolah Minggu. Namun, persembahan Rp 1000 tersebut terus saya berikan hingga saya menginjak SMA. Walaupun telah diajarkan memberi perpuluhan!
Suatu hari saya mengikuti KKR. Sedikit mengutip pernyataan dari Pak Pendeta yang menyampaikan khotbahnya, “ waktu SD memberi Rp. 1000 , naik SMP masih Rp 1000 dan setelah SMA pun tetap Rp 1000 “
Saya merasa kata-kata yang diucapkan pak Pendeta tersebut ditujukan untuk saya. Karena itu saya mulai memberi labih dari sekedar tiga nol di belakang angka 1.
Renungkanlah….Berapa banyak dari kita yang masih memberi dengan jumlah yang sama saat kita SMP atau SMA??Mengapa menerima lebih mudah daripada memberi??Mengapa disaat kita menerima hal yang lebih besar, berat rasanya untuk memberi lebih besar juga?? Bukan kah dalam II Korintus 8 : 15, dituliskan bahwa orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan dan orang yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan?
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa sebagian besar dari apa yang kita butuhkan di dunia harus di bayar dengan jumlah tertentu. Semakin naik ke tingkat yang lebih tinggi, semakin tinggi kebutuhan yang harus kita penuhi dan semakin banyak yang harus kita beli.
Berat bagi kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak ada timbal baliknya secara langsung dalam kehidupan kita seperti hal nya memberi persembahan.
Jika kita balik ke era Perjanjian Lama, Persembahan yang diberikan Bangsa Israel ke Allah berupa emas, perak, ternak dan masih banyak yang lain ( Kitab Imamat ). Namun, di era kita sekarang ini, tidak perlu mempersembahkan emas, perak atau ternak yang harganya jelas lebih mahal. Kita hidup di era serba praktis termasuk dalam memberikan persembahan.
Yang kita butuhkan adalah iman untuk memberi persembahan tersebut!! Komitmen dalam memberi persembahan merupakan hal yang harus digarisbawahi. Ketika kita menerima upah dari kerjaan atau kiriman dari orang tua cobalah untuk menyisihkan persembahan kita. Jangan tunda-tunda dalam memberikan persembahan. Jangan juga berfikir dengan memberikan persembahan yang banyak, Tuhan akan selalu menolong saya dalam kesusahan, Tuhan akan melimpahkan banyak berkat kepada saya, saya tidak akan kekurangan uang dan lain-lain. Namun, ketika semua itu tidak terjadi kita mempersalahkan Tuhan. Berkat adalah urusanNya Tuhan, Ia mengetahui waktu yang paling tepat bagi kita untuk menerima berkatNya ( Imamat 26 :3 )
So…Laksanakan tanggung jawab kita dalam memberi persembahan baik perpuluhan, pembangunan gereja, janji iman, ucapan syukur atau yang lain nya. Dan biarkan Tuhan mengatur berkat yang akan di berikanNya dalam kehidupan kita secara pribadi.

GOD BLESS ALL ;)



2 komentar:

  1. Kalau menurutku, berapa pun jumlahnya yang penting kita ngasihnya ikhlas pasti dapet pahala hehe :D

    BalasHapus
  2. eitsss...jangan mengatasnamakan iklas karena pelitt lohh...
    yang ada orang nya pelitt....trus beralasan deh yang penting iklas...
    itu menurut aku ;)

    BalasHapus